iblis\

Begitulah, akhirnya iblis harus rela terusir dari syurga allah. ia telah membangkang, menolak perintah allah untuk sujud kepada nabiullah adam as. iblis merasa enggan untuk sujud kepada nabi adam as, ketika para malaikat telah melakukan sujud pada nabi adam as (al hajr : 28 - 31). padahal sujud yang diperintahkan allah ini bukanlah sujud penyembahan melainkan hanya sujud pemuliaan dan penghormatan atas derajat nabi adam as yang merupakan makhluk allah yang paling mulia. saat allah bertanya : "apa yang menghalangimu untuk melakukan sujud?" jawab iblis : "saya lebih baik dari dia, engkau ciptakan saya dari api, dan dia engkau ciptakan dari tanah". jawaban itu membuat allah murka dan mengusir iblis dari syurgaNya( al a'raf 12 - 18).
sepenggal kisah tentang nasib iblis seharusnya memberikan makna yang dalam pada kehidupan kita.betapa tidak, iblis yang notabene hanya melakukan sekali pembangkangan telah diganjar allah dengan mengusirnya dari syurgaNya. mengapa allah mengeluarkannya dari syurga. sebegitu beratkah kesalahan iblis? apa kesalahannya? dimana substansi masalah iblis ini?
pertama iblis melakukan pembangkangan secara sadar, tidak ada paksaan. kedua mengaku diri lebih baik dari adam tanpa landasan yang jelas sama dengan menuduh allah telah berbuat zalim, ketiga merasa lebih baik dari adam adalah suatu kesombongan yang mana kesombongan itu hanyalah milik allah semata.




Read more...

NEGERI KITA KAYA

KAKI MENJEJAK BUMI
TEPAT SAAT SI JANTAN BERKOKOK
KUKKKURUYUUUUUUUU

MENTARIPUN BELUM TERJAGA
TAPI AKU SUDAH DI LADANG.
HIDUP MEMANG BEGITU KERAS
SAMPAI SHOLATPUN HARUS DILADANG


KATANYA, NEGERI KITA KAYA
MANA,.... MANA KEKAYAANMU DUHAI NEGERI YANG KAYA!
KUTATAP ANAKKU YANG SEDANG MENCANGKUL
UGHH,.... SEHARUSNYA SEKARANG DIA DI SEKOLAH.

OOOO... RUPANYA NEGERI KITA KAYA
ADALAH JUDUL DONGENG PENGANTAR TIDUR ANAK NEGERI.

Read more...

TERINSPIRASI

Tulisan dibawah ini ditulis oleh ust saya di blognya www.gerakmulia.blogspot.com. saya mengkopinya karena tulisan ini sangat inspiratif dan kayaknya "gue banget githu lho". karena itu, sebelum saya mengisi blog blogan saya ini dengan postingan tulisan-tulisan ngawur saya, saya merasa senang untuk memulainya dengan tulisan dari beliau, sebab setelah membaca tulisan beliau di bawah ini saya kemudian merasa perlu juga untuk membuat sebuah blog. alasannya, pertama biar semua inspirasi di kepala saya tidak hilang raib entah kemana, kedua yaaah, biar tidak gatek akut stadium tiga.,karena itulah saya dengan memeras tulang dan membanting keringat berusaha membuat blog yang menurut saya keren abiss ini. baiklah, daripada saya berlama lama berpengantar ria dan yang membacanya semakin terpesona dengan tulisan saya ini, akhirnya tulisan yang sebenarnya nggak dibaca deh. ( ceilee, kege'eran kalee) maka saya persilahkan menikmati inspirasi hidup no 1 :


"ITU ADALAH KRIMINALITAS"
by. Ust Setiawan.
Membunuh seseorang adalah sebuah tindakan kriminal paling berbahaya, kejahatan tiada tara karena ia melenyapkan kehidupan. Tidak ada satu negara atau peradaban pun yang memaafkan pembunuhan yang disengaja apalagi dengan perencanaan (kecuali untuk membela diri ). Biasanya kasus pembunuhan diakibatkan oleh dua hal saja, yaitu kalau bukan bermotifkan dendam atau kebencian, maka seringkali ia dilakukan hanya karena ia adalah sebuah jalan pintas yang paling sederhana untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.. Saya tidak ingin menuliskan tentang pembunuhan nyawa, tapi saya sedang tertarik untuk menulis sebuah bencana tentang pembunuhan jiwa.. Dalam sebuah hadits yang demikian terkenal dan sungguh tak terbantah, Rasulullah saw menjelaskan bahwa inti dari jiwa manusia adalah hatinya (qalbu), sehingga jika ia baik maka akan baiklah seluruhnya tapi jika ia rusak maka rusak pula seluruh jiwanya.. Benar sahabatku, ini adalah cerita tentang pembunuhan jiwa manusia, kisah tentang pembunuhan qalbu atau hati secara sistematis tapi… tanpa sengaja ! Saya melihat tragedinya.. Ketika jiwa-jiwa yang akhirnya terbunuh itu pada awalnya adalah manusia-manusia yang demikian mendamba untuk menikmati hidup, yang menyangka bahwa fasilitas & uang adalah kuncinya..tapi sayang takdir seolah tak berpihak pada mereka. Jumlah mereka sungguh banyak tak terkira. Hingga kemudian datanglah serombongan orang bak pujangga yang mengalirkan kata-kata hikmah untuk menghibur tapi dengan sebuah logika & solusi yang terlampau sederhana : “berpalinglah dari dunia dan jangan lagi mengejarnya, ia tak patut dipuja, dan sungguh betapa tak berharganya dunia dibadingkan dengan akherat yang abadi disana, betapa buruknya ambisi dan betapa mulianya kebersahajaan, kebeningan jiwa adalah kunci kebahagiaan bukan harta benda, tahta apalagi wanita yang sungguh semuanya justru adalah cobaan yang akan menggelincirkan keimanan & ketaqwaan……”. Saya sungguh melihat tragedinya.. Betapa deretan kata-kata indah bak mutiara itu benar-benar menyejukkan ketidakberdayaan mereka, betul-betul memalingkan focus dan pandangannya, mematahkan cita-cita dan angan-angan, meredam hasrat keduniaan - demi ketenangan, kebersahajaan, kepasrahan yang di definisikan sebagai kebahagiaan dan puncak spiritualitas.. ! Ektasi ini demikian efektif bekerja, bagai morphin ia sungguh melenakan dari penderitaan - karena ada kepingan saraf yang dimatikan, ya benar…saraf-saraf kepingan hati tentang obsesi & hasrat pada benda-benda dunia, yang sungguh diperlukan untuk membangun sebuah peradaban. Padahal solusinya demikian sederhana, anda dapat meraih kebahagiaan, ketenangan, menikmati kehidupan – jika anda mau mempersepsi situasi “SAAT INI” dengan kesyukuran & penerimaan. Kesyukuran & penerimaan tehadap apa yang SAAT INI ditakdirkan untuk anda - akan memberikan sensasi menikmati bukan lagi kekecewaan dan penderitaan yang mendera jiwa. Ya benar, meraih kebahagiaan dan ketentraman jiwa adalah dengan mensyukuri & menikmati “SAAT INI” yang ditakdirkan, bukan dengan memalingkan focus & pandangan atau mengutuk dan menistakan dunia & segala hal yang gagal kita dapatkan. Anda harus pandai-pandai menghidupkan saraf-saraf syukur & penerimaan di hati dan qalbu, bukan dengan malah membunuh & mematikan saraf-saraf (lain) hasrat & obsesi yang justru anda butuhkan untuk melipatgandakan etos & semangat untuk meraih apa yang gagal anda dapatkan saat ini. Janganlah anda menjadi pemburu-pemburu kekayaan spiritualitas, yang mendapatkan buruannya dengan membunuh dan memporakperandakan secara brutal - kepingan-kepingan saraf jiwa yang demikian berharga bagi kemajuan kehidupan & peradaban manusia…kepingan-kepingan hati yang menyimpan obsesi. Sungguh ini sebuah kebiadaban dari - niat baik, keikhlasan yang bertemu dengan kebodohan. Betul-betul tidak pantas disebut ‘olah jiwa’, jika ketenangan diciptakan oleh kepasrahan, ketentraman diperoleh dengan mematikan hasrat, kepuasan diraih dengan memenggal mimpi.. ya, benar-benar tak ada sedikitpun yang diolah, hanya dibunuh, dipenggal dan hapuskan..!! Saya sungguh melihat tragedinya.. Kriminalitas yang demikian biadab pada pada jiwa-jiwa masyarakat, yang menjadikan mereka mati tapi dinamakan ketenangan, mereka sungguh pasif & apatis tapi dipuji bahwa itulah tanda hatinya telah tentram, tak ada semangat & etos untuk masa depan tapi disebutnya sebagai puncak kesyukuran.. Kebiadaban ini telah menghancurkan dan meluluhlantakkan kejayaan. Peradaban melorot pada jurang kemiskinan dan keterbelakangan…maka kita kemudian ditaklukkan !!. Maka sungguh, kriminalitas & pembunuhan jiwa-jiwa ini harus segera dihentikan..!! Menghidupkan hati adalah menghidupkan semua elemen-elemen syarafnya, agar kita kaya rasa., semakin sensitive serta peka, mampu memaknai dan memandu semua hasrat menjadi gelora kebaikan, kemajuan dan semangat penaklukan dunia..tentu saja ketaqwaan sebagai rajanya, sebagaimana Nabi Sulaiman as – yang digdaya..!! Wahai sahabatku, jangan pernah berpaling dari dunia tapi sungguh, taklukkan dia..!!!


Read more...

setiap konsep, punya alasannya.

seperti pada setiap pohon yang memiliki akar, maka segala konsep dan pemikiran kita juga memiliki akarnya. orang-orang menyebutnya dengan istilah latar belakang . seperti halnya pohon yang jika semakin besar tentu semakin membutuhkan akar yang menghujam dengan kuat di dalam tanah, sebuah konsep pemikiranpun seperti itu, jika semakin besar sebuah konsep pemikiran, semakin membutuhkan alasan yang kuat atas konsep itu. Sebaliknya, sebuah pohon akan tumbang bila tidak memiliki akar yang seimbang dengan besarnya pohon, maka sama halnya dengan sebuah konsep pemikiran yang akan segera runtuh bila tidak mempunyai latar belakang pemikiran yang kuat. logikanya sederhana ; kuatnya sebuah konsep adalah berbanding lurus dengan kuatnya latar belakang pemikiran konsep itu. sebab latar belakang sebuah konsep menggambarkan seberapa penting konsep itu. latar belakang sebuah konsep pemikiran menentukan layak tidaknya konsep itu untuk terus bertahan. maka kitapun menyaksikan begitu banyak konsep yang telah punah, setelah bertahun-tahun dijadikan patokan oleh manusia dalam melangkah. jika kita membuat sebuah pertanyaan ; mengapa konsep itu punah, jawabnya karena konsep tersebut tidak memiliki latar belakang yang kuat, karena itu iapun dieliminasi oleh waktu. biasanya konsep yang seperti ini bersifat parsial dan partikel-partikel pembangun konsep tersebut adalah partikel yang selalu berubah.
tapi kekuatan latar belakang dalam sebuah konsep, bukanlah satu-satunya penentu kekuatan sebuah konsep. latar belakang hanya memberikan kemampuan untuk diakui. dia tidak memberikan suplai untuk hidup dan berkembang.
maka seluruh konsep pemikiran klasik yang masih bertahan hingga sekarang adalah konsep pemikiran yang memiliki latar belakang pemikiran yang kuat dan sekaligus memiliki relevansinya hingga mampu melampaui beberapa era. sebut saja misalnya teori ekonomi klasiknya adam smith, yang walaupun banyak dikritik para ahli ekonomi di belakangnya namun toh teori tersebut masih digunakan oleh beberapa negara termasuk di negeri zamrud katulistiwa yang kita cintai ini. alasannya sederhana juga ; " teori ini masih relevan" begitu kata para ekonom kita.
maka ada dua hal yang memberikan suplay tenaga kepada sebuah konsep untuk tetap bertahan yaitu : alasannya dan relevansinya. sebuah konsep harus memiliki alasan yang kuat untuk diakui dan saat bersamaan pula harus relevansinya dengan realita masanya.

Read more...

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP